l Kebakaran
Hutan
Faktor-Faktor
yang menyebabkan kebakaran hutan :
-
Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga
merembet ke lahan lain
Pembukaan lahan tersebut dilaksanakan baik oleh masyarakat maupun perusahaan. Namun bila pembukaan lahan dilaksanakan dengan pembakaran dalam skala besar, kebakaran tersebut sulit terkendali.
Pembukaan lahan tersebut dilaksanakan baik oleh masyarakat maupun perusahaan. Namun bila pembukaan lahan dilaksanakan dengan pembakaran dalam skala besar, kebakaran tersebut sulit terkendali.
-
Penggunaan lahan yang menjadikan lahan rawan
kebakaran, misalnya di lahan bekas HPH dan di daerah yang beralang-alang.
-
Konflik antara pihak pemerintah, perusahaan dan
masyarakat karena status lahan sengketa Perusahaan-perusahaan kelapa sawit
kemudian menyewa tenaga kerja dari luar untuk bekerja dan membakar lahan
masyarakat lokal yang lahannya ingin diambil alih oleh perusahaan, untuk
mengusir masyarakat.
-
Kurangnya penegakan hukum terhadap perusahaan
yang melanggar peraturan pembukaan lahan
-
Sambaran petir pada hutan yang kering karena
musim kemarau yang panjang.
-
Kecerobohan manusia antara lain membuang
puntung rokok secara sembarangan
-
lupa mematikan
api di perkemahan.
-
Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar
atau awan panas dari letusan gunung berapi.
-
Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah
tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim
kemarau
l Banjir
Faktor- faktor yang
menyebabkan banjir :
-
Saluran Air yang
Buruk
Pada kota-kota
besar yang kerap terjadi banjir biasanya
dikarenakan saluran air yang mengalirkan air hujan dari jalan ke sungai sudah
tidak terawat. Banyak saluran air di perkotaan yang tertutup sampah, memiliki
ukuran yang kecil, bahkan tertutup beton bangunan sehingga fungsinya sebagai
saluran air tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya lalu kemudian terjadi
genangan air di jalanan yang menyebabkan banjir.
-
Daerah Resapan Air yang Kurang
Selain karena saluran air yang
buruk ternyata daerah resapan air yang kurang juga mempengaruhi suatu wilayah
dapat terjadi banjir. Daerah resapan air merupakan suatu daerah yang banyak
ditanami pohon atau yang memiliki danau yang berfungsi untuk menampung atau
menyerap air ke dalam tanah dan disimpan sebagai cadangan air tanah.
-
Penebangan Pohon Secara Liar
Pohon memiliki fungsi untuk
mempertahankan suatu kontur tanah untuk tetap pada posisinya sehingga tidak
terjadi longsor, selain itu pohon juga memiliki fungsi untuk menyerap air
sebagaimana telah disebutkan pada poin sebelumnya. Jika pada wilayah yang
seharusnya memiliki pohon yang rimbun seperti daerah pegunungan ternyata
pohonnya ditebangi secara liar, maka sudah pasti jika terjadi hujan pada daerah
tersebut air hujannya tidak akan diserap ke dalam tanah tetapi akan langsung
mengalir ke daerah rendah contohnya daerah hilir atau perkotaan dan perdesaan
yang menyebabkan banjir.
-
Kesadaran Masyarakat yang Kurang Baik
-
Sikap
masyarakat yang kurang sadar terhadap lingkungan juga ternyata sangat
berpengaruh pada resiko terjadinya banjir.
l Tanah
Longsor
Faktor-
Faktor yang menyebabkan tanah longsor :
-
Hujan
Musim
kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah
dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian terjadi
retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke
bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim
hujan, kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat
pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah
itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga
menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran
dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga
berfungsi sebagai pengikat tanah.
-
Lereng
Terjal
Lereng
atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal
terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
-
Tanah
yang kurang padat dan tebal
Jenis
tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan
lebih dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki
potensi untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain
itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi
lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
-
Batuan
yang kurang kuat
Pada
umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan
campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan
mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap
tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.
-
Jenis
tata lahan
Tanah
longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya
genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat
untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan
air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan
penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran
yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
-
Getaran
Getaran
yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan
getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan,
lantai, dan dinding rumah menjadi retak.
-
Susut
muka air danau atau bendungan
Akibat
susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang,
dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah
yang biasanya diikuti oleh retakan.
-
Adanya
beban tambahan
Adanya
beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan
memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan
jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah
dan retakan yang arahnya ke arah lembah.
-
Pengikisan
atau erosi
Pengikisan
banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan
hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
-
Adanya
material timbunan pada tebing
Comments