Nuh
Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya
karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nuh tanpa
menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk
kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang
mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama
Kan’an termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang
ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan
pengikutnya yang beriman.
Ibrahim
Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam
gua, yang disebabkan oleh perintah RajaNamrudz untuk membunuh setiap bayi
laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan
masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala.
Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan
diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan
pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia
menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri.
Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah
memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan anak yang baru lahir dan
sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan
kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima
Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun
ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih adalah seekor domba. selain
itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari
kemusyrikan, menghadapi Raja Namrudz yang zalim.
Musa
Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan
mendakwahi Firaun, selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin
kaumnya yang sangat pembangkang. Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit
Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samirimenyeleweng dengan menyembah berhala
Anak lembu emas. Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk
menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah
tidak dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir.
Isa
Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki
kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa
sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan seorang
muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir dan
dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan
ketaatan dalam beribadah.
“Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari
wol. Ia keluar dalam keadaan tidak beralas kaki sambil menangis serta
wajahnyatampak pucat karena kelaparan dan bibirnya tampak kering karena
kehausan. Isa berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah
seseorang yang meletakkan dunia di tempatnya sesuai dengan izin Allah, tanpa
bermaksud membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?” Mereka
menjawab: "Di mana rumahmu wahai Ruhullah?" Isa menjawab: “Rumahku
adalah tempat ibadah, wewangianku adalah air, makananku adalah rasa lapar,
pelitaku adalah bulan di waktu malam dan salat ku di waktu musim dingin di saat
matahari terletak di Timur, bungaku adalah tanaman-tanaman bumi, pakaianku
terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha Mulia,
teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit, dan
orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan aku tidak mendapati
sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu sore dan aku tidak
menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang jiwanya bersih dan
tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada aku?”[1][2]
Muhammad
Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu mengalami
masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah
dewasa ia harus membantu meringankan beban paman Abu Thalib yang merawatnya
sejak kecil.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah
diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain,
tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Muhammad juga harus ikut
menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuahlembah dikarenakan
dakwahnya.
Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut
yang isinya antara lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan
hubungan sosial lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3
tahun itu dan telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Siti Khadijah.
Comments